Saya sangaat terkesan sekali dengan nasihat dari salah seorang yang pada zamannya merupakan remaja yang pertama kali masuk islam, Ali bin Abi Thalib. Sampai-sampai saya jadikan sub-judul di blog saya ini.
Kurang lebih 14 abad yang lalu Ali bin Abi Thalib mengatakan "Ikatlah ilmu dengan mencatatnya!". Nasihat beliau ini sangat penting sekali. Sehingga, para ilmuwan pun rata-rata memiliki catatan pribadi untuk mencatat apapun yang menurut mereka penting.
Jika ilmu yang kita punya, kita catat dengan baik. Baik itu dicatat di buku atau media lainnya (salah satunya lewat media blog seperti di era digital sekarang ini). InsyaAllah ilmu itu akan bermanfaat di akhirat kelak. Jika si empunya ilmu meninggal, sementara ilmunya akan tetap hidup.
Jika seorang pelajar ingin meraih kesempurnaan ilmu, hendaklah ia menjauhi kemaksiatan dan semampunya menundukkan pandangannya dari hal-hal yang yang haram dipandang. Sikap yang demikian itu akan membuka beberapa pintu ilmu sehingga cahayanya kan menyinari hati. Jika hati telah bercahaya, maka akan tampak jelas baginya kebenaran. Dan sebaliknya, barangsiapa mengumbar pandangannya maka keruhlah hatinya dan tertutuplah pintu ilmu baginya. (Ibnul Qayyim Al Jauziyah)
ReplyDeleteDengan 'ILMU', kita akan tahu bagaimana menyikapi segala urusan 'DUNIA', sehingga tidak terjebak 'CINTA DUNIA'. Dengan 'ILMU', kita akan tahu betapa pentingnya urusan 'AKHIRAT'. Sehingga kita akan berusaha sekuat tenaga, mengumpulkan bekal untuk 'AKHIRAT' nanti. So, ayo ber-'ILMU'
ReplyDelete