Pengaruh Perkembangan Telekomunikasi terhadap Perkembangan Usah

Perkembangan telekomunikasi bergerak menggunakan telepon seluler (ponsel) sangat mencengangkan. Tak mengherankan jika dalam satu dasawarsa ini pergerakannya telah melampaui telepon tetap atau telepon rumah.


Jumlah pelanggan telepon seluler di Tanah Air hingga tahun 2007 lalu diperkirakan berjumlah 73 juta pelanggan (data per Septembar 2007). Itu suatu lonjakan yang luar biasa karena empat tahun lalu angkanya baru belasan juta. Ketika mulai diperkenalkan pada awal tahun 1990-an jumlah pelanggannya baru ratusan ribu.


Tidak bisa dipungkiri, bertambahnya pelanggan telepon seluler ikut menyuburkan bisnis jual beli pulsa. Lihat saja, dimana-mana kini banyak orang menjual pulsa. Tidak hanya di mall, pertokoan atau pusat perbelanjaan saja, tetapi juga sudah merambah sampai ke perumahan-perumahan bahkan perkantoran.


Perkembangan Bisnis Telekomunikasi Seluler di Indonesia

Pada saat ini setidaknya sudah ada 8 operator telekomunikasi seluler yang beroperasi, dengan 73 juta pelanggan. Omset pendapatan dari semua operator tersebut sekitar 60 triliun rupiah dalam setahun. Dapat dibayangkan dengan uang yang sebanyak itu, betapa menggiurkannya bisnis telekomunikasi seluler di Indonesia.

Dari 73 juta pelanggan telepon seluler, 90% pelanggan adalah pelanggan PrePaid sehingga peluang transaksi penjualan pulsa untuk pelanggan Prepaid sangat tinggi. Selain itu, dalam rangka menghemat biaya cetak kartu voucher fisik serta upaya percepatan pendistribusian alokasi voucher hingga ke daerah sub urban, mayoritas operator telekomunikasi seluler mengalokasikan 90% voucher isi ulang dalam bentuk voucher elektronik sehingga membuat transakasi isi ulang pulsa menjadi lebih mudah.


Modal yang Kecil

Bisnis jual beli pulsa merupakan bisnis yang mudah dan murah. Tak heran eksistensinya dalam bentuk warung pulsa ataupun kios pulsa pun menjamur di mana-mana. Begitu mudah untuk menjalankan usaha berjualan pulsa ini, bahkan dengan modal kurang dari sejuta rupiah pun, setiap penjual sudah bisa melakukan transaksi isi ulang pulsa dari berbagai operator, dengan berbagai denominasi.


Cara Menjalankan Usahanya yang Mudah

Cara menjalankan usaha jual beli pulsa yaitu sang penjual akan mendaftar menjadi agen/reseller pulsa elektronik multi operator. Hanya dengan bermodalkan sebuah ponsel dan mendaftar ke layanan pulsa tertentu, maka sang penjual sudah bisa berjualan pulsa.

Bermodalkan sejumlah uang yang harus disetor/transfer kepada layanan pulsa tersebut, maka penjual pulsa tersebut akan mendapatkan deposit sebagai saldo untuk modal transaksi. Kemudian, setiap kali penjual melakukan transaksi isi ulang pulsa, maka deposit mereka akan tepotong sesuai dengan harga modal nominal yang dijualkan tersebut.


Tidak Perlu Lapak yang Besar

Tak begitu sulit untuk menemukan space atau lapak yang menyediakan voucher, baik dalam bentuk fisik maupun elektrik/elektronik. Bahkan dengan bermodalkan sebuah etalase kecil saja, bisnis jual beli pulsa ini tetap bisa dilakukan. Lha wong, bisnis ini sendiri tidak memakan tempat, kok. Apalagi dengan keberadaan voucher elektrik yang simple, hanya menyiapkan uang dan menyebutkan nomor yang akan diisikan pulsanya, dengan segera pulsa akan terisi. Ini membuat usaha ini terlihat praktis dan simple.


Pertumbuhan Perekonomian

Semakin banyak pelanggan telepon seluler di Indonesia, baik GSM maupun CDMA, akan semakin mendorong pertumbuhan sektor usaha di masyarakat, khususnya jual beli pulsa. Dengan semakin berkembangya usaha tersebut, maka secara tidak langsung akan berpengaruh pula pada peningkatan perekonomian. Dengan peningkatan perekonomian tersebut, berarti pula terwujudnya pembangunan yang lebih merata, perluasan kesempatan tenaga kerja serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.



Apabila Anda berfikir kalah, maka akan kalah

Apabila Anda berfikir tidak berani, maka tidak akan berani

Apabila Anda ingin menang tapi tidak merasa yakin,

boleh dikatakan Anda tidak akan menang

Apabila Anda berfikir untuk rugi, Anda telah rugi


Perjuangan hidup tidaklah senantiasa memihak

pada yang lebih kuat atau yang lebih cepat

Tapi cepat atau lambat sang pemenang adalah orang

yang berfikir dia pasti menang



Napoleon Hill





Semakin banyaknya kebutuhan terhadap bandwith yang disebabkan oleh pesatnya perkembangan dari kebutuhan akan trafik data, khususnya pada Internet Protocol (IP). Beberapa perusahan provider melaporkan bahwa kebutuhan akan bandwith berkembang menjadi dua kali lipat untuk tiap 6 hingga 9 bulan. Hal ini merupakan akibat dari pertumbuhan pada tragic internet yang mencapai 300% tiap tahunnya, sedangkan pertumbuhan dari trafik pada servis suara berkisar pada 13% seperti pada gambar.



Untuk menangani masalah permintaan bandwith tersebut, maka yang harus dilakukan adalah meningkatkan kapasitas transmisi. Dalam meningkatkan kapasitas transmisi, perusahaan harus dapat mengatur keputusannya dengan memikirkan biaya yang dibutuhkan juga.

Untuk meningkatkan kapasitas, perusahaan carier memiliki 2 pilihan:
1. Memasang fiber baru
2. Meningkatkan keefektifan dari fiber yang sudah ada


Memasang fiber baru merupakan cara tradisional bagi perusahaan carier dalam mengembangkan jaringan mereka. Namun dengan menyebarkan fiber baru, maka biaya yang dibutuhkan akan besar. Hal ini diperkirakan akan menghabiskan sebanyak $70,000 per mil, yang kebanyakan dihabiskan pada biaya perizinan dan konstruksi dibanding biaya fiber itu sendiri.

Meningkatkan keefektifan dari fiber yang sudah ada dapat dilakukan dalam 2 cara:

· Meningkatkan bit rate dari sistem yang sudah ada
· Meningkatkan jumlah panjang gelombang dalam fiber

Untuk meningkatkan bit rate dari system yang sudah ada, dapat dilakukan dengan menggunakan multiplexing Time Division Multiplexing. Dengan TDM, data dapat ditransmisikan pada kecepatan 2.5 Gbps (OC-48) dan meningkat menjadi 10 Gbps (OC-192); pada perkembangan sekarang mencapai 40 Gbps (OC-768). Namun, komponen elektrik yang dibutuhkan untuk mencapainya sangat kompleks dan membutuhkan biaya yang besar, baik dalam pembuatan maupun pemeliharaan. Selain itu terdapat masalah teknis yang signifikan yang dapat membuat kemampuan TDM ini menjadi terbatas. Daya transmisi yang lebih besar yang dibutuhkan jika ingin mendapatkan bit rate yang lebih besar juga dapat mengakibatkan efek nonlinear yang dapat mempengaruhi kualitas dari bentuk gelombang. Lalu, mode polarisasi dispersi, efek lain yang membatasi jarak sebuah gelombang cahaya untuk dapat berjalan tanpa degradasi, juga merupakan masalah pada TDM.

Untuk meningkatkan jumlah panjang gelombang dalam fiber dapat dilakukan dengan multiplexing dengan menggunakan wavelength division multiplexing (WDM). Dengan cara ini, beberapa panjang gelombang dikombinasikan di dalam satu fiber. Dengan WDM beberapa panjang gelombang, atau cahaya warna, dapat dimultiplex dalam satu fiber dengan kecepatan antara 2.5 hingga 40 Gbps untuk tiap fiber. Tanpa harus memasang fiber baru, kapasitas dari fiber dapat ditingkatkan dengan factor 16 atau 32. Batas spesifik dari teknologi ini masih belum diketahui.


Melanjutkan postingan sebelunya tentang pensinyalan, maka kali ini akan dibahas mengenai teknik pengiriman sinyalnya. Jika belum mengerti tentang pensinyalan klik dulu disini.

Pembagian sistem pensinyalan menurut teknik pengirimannya secara umum terbagi menjadi 2, yaitu sistem pensinyalan “Link by Link” dan “End to End”.


Sistem pensinyalan “Link by Link”

Link by link adalah model pensinyalan yang dilakukan sentral asal dengan sentral berikutnya secara penuh. Hal ini dilakukan secara terus menerus sampai pada sentral tujuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar dibawah.

Karakteristik dari sistem pensinyalan ini yaitu lambat. Sistem lambat karena sentral transit baru dapat meneruskan setelah seluruh informasi diterima. Akan tetapi keuntungannya yaitu sentral awal tidak perlu mengetahui routing alternatif.


Sistem pensinyalan ”End to End”

End to End adalah model pensinyalan dimana sentral asal mengadakan hubungan langsung dengan sentral tujuan pada hubungan yang telah terbentuk melalui sentral-sentral transit. Signalling dengan sentral transit hanya sebatas untuk keperluan routing. Sentral transit segera dilepas setelah hubungan ke sentral berikutnya telah terbentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar dibawah.

Karakteristik dari sistem pensinyalan ini yaitu lebih cepat. Sistem cepat karena setiap sentral hanya menerima informasi untuk sentral itu saja. Akan tetapi, sentral keluar harus terus memperhatikan routing alternatif.

Sumber: Diktat Jaringan Telekomunikasi, Bpk Hartono Haryadi.

Mungkin banyak orang yang belum mengetahuis sebenarnya bagaimana sih struktur penomoran yang ada di negara tercinta Indonesia. Secara umum penomoran nasional terbagi menjadi 3 bagian, yaitu trunk prefix, trunk code serta nomor pelanggan. Gambar di bawah merupakan gambar struktur penomoran nasional.


  1. Trunk Prefix

Trunk prefix merupakan suatu digit di awal yang menunjukkan kita mau mengadakan hubungan telepon interlokal. Trunk prefix ini diluar struktur penomoran nasional, seperti terlihat pada gambar bahwa trunk prefix berada di luar national number.

  1. Trunk Code

Trunk code merupakan kombinasi digit yang menunjukkan wilayah yang dipanggil. Contoh trunk code seperti Jakarta (21), Bandung (22), dsb.

  1. Nomor Pelanggan

Nomor yang harus diputar untuk menghubungi pelanggan pada jaringan lokal yang sama atau numbering area yang sama.

  1. National Number

National number merupakan nomor sesudah trunk prefix untuk menghubungi pelanggan diluar jaringan lokalnya tapi dalam satu negara.


Sumber: Diktat Jaringan Telekomunikasi, Bpk Hartono Haryadi.




Kemarin ada teman yang bertanya “apa sih fresnel zone itu?”, sebenarnya saya tau tapi sedikit sulit menjelaskannya. Pada postingan kali ini setelah membaca berbagai literatur,,haha akhirnya ketemu deh tentang fresnel zone. Sebelum menjelaskan tentang fresnel zone sebaiknya kita mengetahui dulu tentang LOS “Line of Sight”.

Pada kondisi LOS, antara pengirim dan penerima tembus pandang secara langsung tanpa ada rintangan. Nah teori fresnel zone nantinya digunakan untuk mengkuantifikasi Radio Line of Sight.

Beberapa orang menggunakan konsensus bahwa jika 60% dari Fresnel Zone di tambah tiga meter bebas dari halangan maka Radio LOS baik. Sebagian mengadopsi bahwa harus 80% dari Fresnel Zone tidak ada yang menghalangi untuk memperoleh Radio LOS yang baik.
Link berikut dapat digunakan untuk menghitung Fresnel Zone Clearance

Fresnel Zone Calculator (klik disini)

Jika ada halangan di wilayah Fresnel Zone maka performance sistem akan terganggu. Beberapa efek yang akan terjadi adalah:

1.Refleksi
Gelombang yang menabrak merambat menjauhi bidang datar & mulus yang di tabrak. Multipath fading akan terjadi jika gelombang yang datang secara langsung menyatu di penerima dengan gelombang pantulan yang juga datang tapi dengan fasa yang berbeda.

2.Refraksi
Gelombang yang menabrak merambat melalui bidang yang dapat memudarkan (scattering) pada sudut tertentu. Pada frekuensi di bawah 10GHz kita tidak terlalu banyak terganggu oleh hujan lebat, awan, kabut dsb. Redaman pada 2.4GHz pada hujan 150mm/jam adalah sekitar 0.01dB/km.

3.Difraksi
Gelombang yang menabrak melewati halangan dan masuk ke daerah bayangan.

Ketika misalnya kita ingin menelpon pacar kita (hehe.. kalau sudah punya pacar) maka pastinya kita akan melakukan beberapa tahap seperti mengangkat telpon, memencet tombol tujuan penelpon, dll.


Secara teori, agar sambungan telepon tersambung ke tujuannya maka diperlukan suatu signalling. Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan signaling. Secara sederhana signalling merupakan bahasa mesin yang memungkinkan terjadinya suatu pembicaraan, pengawasan serata pembubaran. Biar lebih keren tentang definisi signaling, ini definisi signalling menurut ITU-T.


Menurut ITU-T, signalling merupakan pertukaran informasi elektris, khususnya yg berhungan dengan pengawasan dan terjadinya penyambungan suatu komunikasi.

Berikut adalah gambaran signalling


  1. Pemberitahuan ke sentral bahwa ada pelanggan yg memerlukan pelayanan.
  2. Sentral memberikan informasi ke pelanggan tentang keadaan saluran, misal : nada sibuk, nada pilih dsb.
  3. Pelanggan memberikan informasi ke sentral tentang pelanggan yang dituju yaitu dengan dialing.
  4. Pemberitahuan ke pelanggan yg memanggil atau kepada dua-duanya, misalnya : nada sibuk atau nada panggil.
  5. Pembubaran pembicaraan.

Udah sampai segini aja y, pembahasan tentang signallingnya. Pada postingan berikutya tentang signalling akan membahas tentang pembagian signalling menurut berbagai macam, seperti pembagian menurut tempatnya, menurut kegunaannya dsb.


Sumber: Diktat Jaringan Telekomunikasi, Bpk Hartono Haryadi.