Takkan Lari Jodoh Dikejar

, , 4 comments
Kemarin baru nonton sebuah film, di situ ada suatu dialog yang cukup menarik perhatian saya. Begini kira-kira bunyi frasenya, “Jika engkau benar-benar menginginkan sesuatu, sedemikian inginnya sampai kau benar-benar merasakannya, maka ia akan nyaris menjadi kenyataan, tinggal kau saja yang perlu sedikit usaha untuk mewujudkannya”.

Membaca sejarah dan kisah-kisah yang memiliki pelajaran, sungguh sangat mengasyikkan. Saya baru tersadar ternyata memang jodoh itu di tangan Allah, meskipun ada sedikit guyonan dari beberapa orang yang berkata bahwa, “Iya memang jodoh di tangan Allah, tapi klo nggak kita ambil, ya dia akan tetap berada di tanganNya”. Benar juga ya, tapi nggak seratus persen benar kok.


Dalam kisah Nabi Allah Musa AS, diceritakan bagaimana beliau mendapatkan isterinya, yaitu ketika beliau menolong wanita penggembala kambing untuk menggiringkan kambing-kambingnya mendapatkan air minum.

Ataupun kisah populer mengenai seorang jujur yang memakan buah yang terhanyut di sungai, lalu karena ia merasa berdosa telah memakan buah yang bukan miliknya, ia melaporkan kepada pemiliki kebun yang pada akhirnya malahan menikahkannya dengan anaknya yang shalihah dan cantik.

Bagaimanakah mungkin hal-hal yang sepertinya tidak dimaksudkan untuk mendapatkan pasangan hidup malah bisa mengarahkan diri menuju penemuan pasangan hidup yang terbaik? Itulah yang disebut dengan jodoh.

Tulisan ini tidak untuk melemahkan kita dalam usaha pencarian pasangan hidup dengan menumbuh-suburkan anggapan bahwa nanti juga jodoh kita akan datang sendiri, bukan itu maksudnya. Tapi tulisan ini dibuat untuk menyemangati diri di tengah ikhtiar kita yang optimal untuk mendapatkan pasangan hidup yang terbaik.

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar Ra’d:11)


Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?" (QS. An Nahl:72)


Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. (QS. Al-Furqaan: 74-76)

sumber: eramuslim.com

4 comments:

  1. Ini mirip prinsip: takan lari gunung dikejar tapi takan datang juga gunung ke agan.
    Nice share.

    ReplyDelete
  2. Iya gan, mirip..
    Kalau makna yg sy tangkap dari artikel itu, penekanannya disini ada pada focus yg kita lakukan.
    Jgn sampai fokus kita menjemput jodoh tapi menelantarkan apa-apa yg saat ini Allah amanahkan kepada kita.
    Jika diibaratkan hari ini kita puasa dan kita berada pada waktu pagi setelah makan sahur,
    maka bertemunya kita dengan sang jodoh adalah waktu berbuka puasa kita.
    Jika sudah tiba waktu berbuka, maka kita pun akan segera sampai pada waktu berbuka kita.
    Tinggal bagaimana kita memanfaatkan waktu dari pagi hingga sore itu untuk mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat bukan sekadar menunggu jam berbuka puasa yang akan membuat kita menjadi bosan.

    ReplyDelete
  3. http://www.jeparadisemebeland.com mkch gan infonya mantab salam kenal

    ReplyDelete
  4. tapi jika dia udah jadina ama kita terus direbut orang, n dy bener" cyng tapi pihak 3 gak trima gmana gan.?
    www.rumahtenuntroso.com

    ReplyDelete