Connecting The Dots : Merangkai Rasa Syukur Dari Titik-Titik Kesabaran..

, , No Comments
Bismillah..

Bagi yang belum pernah mendengar pidato Steve Jobs, orang besar di balik Apple Inc, yang disampaikannya pada acara wisuda di salah satu universitas terbaik di dunia, Stanford University. Silahkan menonton videonya dulu di link youtube ini. Video ini sebagai pengantar bagaimana seorang Steve Jobs bisa sukses sekarang dengan prinsip Connecting The Dots-nya : Merangkai Rasa Syukur Dari Titik-Titik Kesabaran..



Cerita titik-titik kesabaran Steve Jobs dimulai ketika dia "salah" adopsi sampai di DO (Drop Out, dikeluarkan dari universitas) karena kehabisan biaya. Singkat cerita, Steve Jobs awalnya "agak" menyesal karena kejadian-kejadian yang dialaminya sebelumnya. 

Ternyata di kehidupan masa depannya, hal itulah yang mengantarkannya menuju sebuah kesuksesan Apple Inc. Steve Jobs pun sampai berkata di pidatonya tersbut:
"Andaikata saya tidak drop out, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC yang sekarang tidak akan memiliki tipografi yang indah.
Tentu saja, tidak mungkin merangkai cerita seperti itu sewaktu saya masih kuliah. Namun, sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya menjadi gamblang. Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang."


Jadi sebenarnya, ada pelajaran dari Steve Jobs yang bisa diterapkan dalam mengelola emosi dan cara kita mensikapi segala sesuatu yang kita hadapi. Pelajaran tentang syukur dan sabar.


Ada kisah lain yang tak kalah menarik dari Umar bin Khattab. Beliau menganalogikannya dengan perkataan berikut: 
 “Jika sabar dan syukur itu adalah dua kuda tunggangan, maka aku tidak peduli aku harus mengendarai yang mana”. 

Dalam hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda:
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusan baik baginya dan kebaikan ini tidak dimiliki oleh selain seorang mukmin. Apabila mendapat kesenangan ia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya. Dan apabila mendapat musibah ia bersabar dan itulah yang terbaik untuknya.” (HR. Imam Muslim)

Sehingga, sikap yang selalu positif semacam ini-pun amat sangat berguna ketika kita mensikapi masalah dalam bentuk apapun. 


Semoga bermanfaat
TAz
Taipei, 27 Oktober 2011

0 komentar:

Post a Comment