Jika Anugrah Itu: Membahagiakan...

, , No Comments
Jika anugrah itu membahagiakan

Maka cinta yang [katanya] merupakan anugrah dariNYA
Seharusnya juga membahagiakan

Namun adakalanya
Ada yang merasa tak bahagia dengan cinta
Atau janganlah terlalu dini menyebutnya cinta
Mari kita sebut saja sebuah rasa

Rasa yang berbeda
Yang [lagi-lagi katanya] menggetarkan jiwa

 Mungkin memang belum saatnya Rasa itu ada
Hingga diri merasa nista dengan rasa
Atau jangan-jangan rasa yang ada
Didominasi oleh nafsu sebagai manusia
Jika itu permasalahannya
Maka titipkanlah rasa pada SANG PENGUASA
Biarkan ia yang belum saatnya, bersamaNYA
Biarkan waktu yang kan menjawabnya
Hingga Dia mengembalikan rasa itu jika saatnya tiba


Manusia.. Manusia..
Slalu saja
Bermain dengan rasa

Maka mendekatlah padaNYA

Agar rasa yang belum saatnya
Tetap terjaga
Agar rasa yang ada
Tak membuat hati kecewa
Agar rasa yang dirasa
Tak membuat jauh dariNYA

Biarkanlah diri merasa nista dengan rasa
 Jika ternyata nafsu telah menunggangi ia yang belum saatnya
Hingga akhirnya membuat diri menangis pilu karenanya
Menangis karena menyadari bahwa dirinya masih rapuh ternyata
Masih perlu belajar bagaimana mengelola rasa yang belum saatnya

Ya Rabbana
Hamba titipkan rasa yang belum saatnya
Agar ia tetap suci terjaga
Hingga waktunya tiba







Taipei, 20 Des 2011
Masih berkutat dengan presentasi thesis & edit journal paper
Karena lihat puisi bagus, langsung tempel aja.. Maklum gak bisa nulis puisi.. :)


sumber:

0 komentar:

Post a Comment