(Lagi2) Cerita Jodoh: Antara Dapat Jodoh dan Accepted Journal

, , No Comments
Bismillah...


Setelah berbulan-bulan berkutat dengan urusan jurnal paper dan baru kemarin malam disubmit di journal Thin Solid Film. Kok rasa-rasanya ada semacam kemiripan antara di-accept Jurnal papernya dengan mendapatkan jodoh. Dari proses awalnya yang menuntut perjuangan sampai deg-degan menungu hasil reviewer apakah accept atau reject. Dan juga berbagai hal lainnya yang bisa dibilang serupa tapi tak sama.

Inilah 10 kemiripan antara 'Dapat Jodoh' dengan 'Accepted Journal'.
Dimulai dari yang terakhir:


TEN:
Begin with the same letter 'J'
Keduanya sama-sama dimulai dengan huruf 'J'. Jurnal. Jodoh. :)

NINE:
Both of them are difficult.
Keduanya sama-sama sulit untuk diraih.
Kenapa? bisa dibayangkan betapa banyak mahasiswa S3 menghabiskan waktunya 3 tahun hanya untuk accepted minimal 2 Jurnal SCI. Atau banyak orang yang belum dapat jodoh selama bertahun tahun. Kalau bukan sulit apalagi coba namanya

EIGHT: 
high quality, more difficult 
Untuk jurnal, semakin bagus kualitas suatu jurnal maka impact factornya juga tinggi. Nah, itu juga sebanding dengan sulitnya untuk acceeted di jurnal itu. Misal, untuk jurnal nature yang impact factornya bisa mencapai 20. Jurnal itu hanya tersentuh oleh beberapa kalangan yang benar expert 'sekali' dibidangnya.
Nah kalau jodoh juga gitu. Semakin bagus kualitas 'calon' pasangannya. Semakin sulit juga untuk mendapatkannya. :)

SIX:
If you've been rejected, try to revise it. And try again..
Jika paper kamu ditolak atau di-reject. Ga akan paper itu dikirim lagi dengan 'tanpa' perubahan ke jurnal yang sama jika belum diperbaiki/direvisi. Karena percuma juga karena pasti akan ditolak lagi oleh reviewernya.Karena yang penting disini adalah kualitas jurnal papernya bukan kemauan masing-masing author untuk diterima di jurnal yang mereka inginkan. 
Biasanya author dari papernya itu akan melihat revisinya dari catatan reviewer. Apa kekurangan papernya dan harus bagaimana agar paper itu bisa di-accept di jurnal yg sama atau coba di jurnal lain yang imfact factornya lebih kecil.
Jodohpun (sepertinya) begitu. Kalau kamu ditolak seharusnya jangan memaksakan kehendak. Perbaiki dulu dirimu. Baru kalau sudah baik, bisa mengajukan lagi, baik pada orang yang sama atau pun orang yang berbeda. :)

FIVE:
Revise, revise, and revise..
Revisi, revisi, dan revisi.. Setiap jurnal paper yang ditolak pasti akan mendapatkan revisi. Mungkin tidak hanya sekali, mungkin dua atau tiga kali. Jadi untuk dapat menyesuaikan dengan kualitas sebuah jurnal, papernya harus diperbaiki berkali-kali.
Bagaimana kalau jodoh. Ya seperti itu juga.Yang diperbaiki adalah diri sendiri dulu. Kalau kamu menuntut jodoh yang baik, kamu harus baik dulu. Kalau menuntut jodoh sholehah, kamu harus sholeh juga. Referensi [An Nuur: 26].

FOUR:
Believe that someday, it will be accepted
Nah ini sebenarnya yang terpenting. Kenapa para akademisi ga pernah putus asa walau jurnal papernya ditolak berkali-kali. Karena mereka percaya suatu saat akan di-accept juga jurnal mereka. Ada keyakinan bahwa suatu saat mereka mampu menembus kesulitan itu.
Bagaimana dengan jodoh. Kamu harus yakin dulu bahwa Allah sudah membuat pasangan bagi manusia sebelum dia dilahirkan ke dunia. Nah, dengan keyakinan itu.. Kamu pasti akan santai menghadapi itu semua, karena yakin suatu saat nanti akan bertemu juga.

THREE:
While reading until this line, you've that problems.
Ketika kamu baca sampai baris ini, berarti kamu memiliki masalah tersebut. atau bahkan sekarang ini ada seseorang yang sedang kamu pikirkan.. mungkin itu calon jodoh kamu yang spesial buat kamu.

TWO:
You were so busy thinking about that, you didn't notice number seven was missing
Bahkan, kamu terlalu sibuk memikirkan itu (red: jodoh), sampai ga sadar kalo nomor tujuh ga ada dalam sepuluh poin ini.

ONE:
You just scrolled up to check & are now silently laughing at yourself.
Kamu sekarang scroll ke atas dan cek yang ga ada itu dan diam-diam senyum sendiri sekarang. :)


Kalau kamu seyum-senyum sendiri sekarang, berarti ada 3 kemungkinan:
  1. Kamu sedang dalam masalah jodoh
  2. Kamu sedang dalam masalah akademik (jurnalnya belum di-accept reviewer)
  3. Atau kedua-duanya menjadi malasah kamu :)
Kalau yang belum senyum2, mungkin bahasa-bahasa diatas masih asing bagi kamu. :)


Semoga bermanfaat,
Hanya mengambil ibrah (pelajaran) dari kejadian sehari-hari

Tomy Abuzairi,
Taipei, 11.12.29

0 komentar:

Post a Comment